Salah satu bentuk perilaku tercela adalah ketidakjujuran atau berbohong. Tidak dapat dimungkiri, pengaruh lingkungan juga dapat menjadi faktor pendorong seseorang berbohong. Perilaku ini tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat, tapi juga di lingkungan akademik atau sekolah. Apabila dibiarkan saja, akan mengganggu mentalitas bangsa. Oleh sebab itu, hal ini sudah menjadi tugas para orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam melawan ketidakjujuran dan mengajarkan pada anak-anak bahwa berani jujur hebat. Ketidakjujuran dalam sekolah dapat muncul dalam berbagai bentuk. Mari simak uraian selanjut ini.
1. Menyontek (cheating)
Ini termasuk tindakan paling umum ketidakjujuran di sekolah. Siswa menyalin pekerjaan atau jawaban dari teman atau sumber lain selama mengerjakan tugas atau ujian. Ada berbagai macam faktor penyebab siswa menyontek, di antaranya takut gagal, tugas atau materi yang diberikan tidak menarik, kurang paham terhadap materi, malas, dan tidak percaya diri. Sedangkan dampak buruk yang dapat terjadi yaitu akan merasa kesulitan saat menyelesaikan masalah sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan terbiasa bergantung dengan orang lain, serta kemampuan diri tidak berkembang.
2. Plagiarisme
Plagiarisme adalah kegiatan menyalin teks atau karya tulis orang lain dan menganggap bahwa itu adalah milik mereka sendiri tanpa mencantumkan kredit atau sumber referensi. Kasus plagiarisme tentu akan merugikan penulis asli karya tersebut. Padahal penulisan karya ilmiah memerlukan kejujuran, keaslian, dan integritas. Beberapa faktor penyebab terjadinya plagiarisme adalah tidak mempunyai keterampilan menulis, kurangnya pemahaman, waktu yang terbatas, kurangnya minat akademik, dan kurangnya pengawasan. Dampak buruk pada siswa yang dapat terjadi yaitu kerusakan moral dan kredibilitas, kehilangan peluang untuk berkembang, serta karier akademik akan tersendat karena adanya rekam jejak plagiarisme.
3. Pemalsuan dokumen
Pemalsuan dokumen yang terjadi di lingkungan sekolah biasanya seperti surat keterangan atau izin yang dipalsukan oleh siswa. Di dalamnya termasuk pemalsuan tanda tangan orang tua. Tanda tangan orang tua atau wali dapat dipalsukan oleh siswa untuk keperluan izin atau tanda tangan laporan. Ini adalah pelanggaran serius terhadap integritas akademik dan dapat merusak reputasi individu yang terlibat serta merusak pihak-pihak yang terlibat. Sebaiknya siswa selalu mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku.
4. Mencuri barang milik teman atau sekolah
Tindakan mengambil atau mencuri barang tanpa izin dan persetujuan merupakan salah satu tindak ketidakjujuran. Penyebab paling umum kebiasaan mencuri ini adalah tuntutan sosial, masalah ekonomi, kurangnya pemahaman terhadap konsekuensi, keinginan memiliki barang tersebut, dan juga masalah psikologis seperti gangguan perilaku, sifat impulsif, atau masalah kecanduan. Setelah mengetahui penyebabnya, para orang tua, pendidik, dan psikolog dapat membantu siswa untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dapat mengarahkan mereka ke jalur yang lebih positif.
Bentuk-bentuk ketidakjujuran yang sudah disebutkan tersebut, akan menimbulkan dampak buruk yang dapat mempengaruhi pribadi siswa, lingkungan belajar, atau bahkan masyarakat secara keseluruhan. Hal paling utama adalah hilangnya integritas individu dan menciptakan budaya di mana kejujuran diabaikan. Ini merupakan benih-benih terjadinya tindak korupsi di masa yang akan datang. Tidak hanya itu saja, kegiatan pembelajaran juga akan terhambat. Ketidakjujuran menghambat proses pembelajaran yang sesungguhnya. Ketika siswa melakukan kecurangan, mereka melewatkan kesempatan untuk benar-benar memahami materi pelajaran. Sehingga, potensi diri yang seharusnya dapat berkembang di lingkungan sekolah, malah menurun dan berakibat terhambatnya akademik siswa.
Oleh sebab itu, penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendorong kejujuran dan mengutamakan nilai-nilai etika dalam pendidikan. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang nilai-nilai integritas? Yuk, kunjungi ACLC KPK!
Sumber:
https://mediaindonesia.com/opini/119663/ketidakjujuran-akademik
https://www.republika.id/posts/12422/utamakan-kejujuran-bukan-hanya-nilai
https://www.idntimes.com/life/education/andri-andreas-1/dampak-buruk-terbiasa-menyontek-saat-ujian-c1c2?page=all
https://kumparan.com/berita-hari-ini/contoh-perilaku-jujur-di-lingkungan-rumah-sekolah-dan-masyarakat-1v1HF12oMnj/1