Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon mengomentari soal beda aturan pemerintah pusat dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebelumnya, Anies Baswedan sempat beda pendapat dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), soal izin pengemudi ojek online (ojol) membawa penumpang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung. Terkait hal itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun justru menyinggung nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Melalui tayangan YouTube Refly Harun , Rabu (6/5/2020), mulanya Fadli Zon menyebut beda aturan pemerintah itu membuat masyarakat bingung. "Kok banyak banget kebijakan ini yang bertabrakan satu sama lain, yang membuat masyarakat bingung," kata Fadli Zon. "Sebenarnya yang mana gitu, sebagai contoh misalnya penumpang untuk ojol."
Terkait hal itu, Fadli lantas menyinggung beda aturan Anies Baswedan dan Kemenhub soal izin ojol membawa penumpang. "Kementerian perhubungan membolehkan, gubernur tidak membolehkan,' ucapnya. "Awalnya malah gubernur yang meminta kepada kemenhub dibolehkan, kemenhub mengatakan tidak boleh kalau enggak salah."
Fadli menduga, ada urusan politik di balik perbedaan aturan itu. Ia menyebut, pemerintah pusat tak ingin Anies Baswedan tampak cemerlang dalam menangani Virus Corona. Namun, hal itu justru memancing tanya Refly Harun.
"Jadi masih orang itu berpikir politik, masih mencari jangan sampai si ini kegiatan berhasil, kegiatan menonjol," terang Fadli. "Si ini itu siapa?," sahut Refly. Fadli menilai, Anies Baswedan kini justru menjadi musuh pemerintah pusat.
"Ya misalnya Anies Baswedan, kan kayak orang dimusuhi oleh pemerintah pusat," sambung Fadli. Terkait hal itu, Refly kembali mengungkit soal Pilpres 2019. Menurut dia, seharusnya yang menjadi saingan pemerintah adalah Prabowo, bukan Anies Baswedan.
"Padahal yang bersaing kan Prabowo, kenapa Anies yang dimarahi?," tanya Refly. "Makanya ini lucu, mungkin itu sisa sisa Pilkada DKI dulu," jawab Fadli. Di sisi lain, sebelumnya pengamat politik, Rocky Gerung memprediksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyebut nama Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Menurut dia, Sandiaga Uno punya bekal besar untuk turut maju di Pilpres 2024 mendatang. Terkait hal itu, ia pun menyinggung nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mantan calon presiden di Pilpres 2019.
"Yang potensial ada dan sudah terbaca jelas mereka yang beredar di dalam pubik opini hari ini," kata Rocky dikutip dari kanal YouTube Refly Harun , Sabtu (2/5/2020). Ia menyatakan, nama Anies Baswedan paling diyakininya maju di Pilpres 2024 mendatang. "Anies Baswedan itu nama yang enggak bisa dihapus lagi, dia udah bercokol di situ sebagai tokoh di dalam kontroversi apapun dia udah jadi tokoh yang pasti akan beredar di 2024," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky menyinggung nama Sandiaga Uno. Menurut Rocky, banyak pihak yang kini berharap pada sosok Sandiaga Uno. Terlebih, pasangan Sandiaga Uno di Pilpres 2019, Prabowo Subianto kini memutuskan masuk ke dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sandiaga Uno juga ada di situ, karena justru Sandiaga di luar kabinet. Lain kalau Sandiaga dibawa masuk ke kabinet dia tenggelam di situ," kata Rocky. "Karena dia di luar, maka orang taruh harapan baru." Lantas, ia pun menyoroti dukungan kaum emak emak kepada Sandiaga saat Pilpres 2019.
Meskipun kalah, Sandiaga disebutnya ingin memperjuangkan suara emak emak yang dulu mendukungnya. "Walaupun sahabat karibnya, Pak Prabowo ada di dalam. Tapi Sandi kasih sinyal bahwa ada elemen etik, elemen moral yang melekat di dia," terang Rocky. "Karena dia ingin merawat itu sebagai mungkin tanggung jawab terhadap perjuangan emak emak. Jadi politik emak emak itu jadi semacam asuransi buat Sandi."
"Karena itu saya anggap no Sandiaga, no laga," sambungnya. Tak hanya itu, Rocky juga menyebut sejumlah tokoh lain yang diduga kuat akan maju di Pilpres 2024. Ia lantas menyinggung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimutri Yudhoyono (AHY).
"Dua nama tentu masih ada nama yang dengan sendirinya pasti punya niat yang terukut untuk masuk ke dalam putaran." "Orang semacam gubernur Jawa Barat, gubernur Jawa Tengah, banyak." "AHY barusan menyelesaikan regenerasi dan dia harus membuktikan bahwa dia punya kemampuan yang serius dan otentik dalam menjalankan partai," tukasnya.