Sat. Jul 27th, 2024

– Kasus pembunuhan yang menewaskan seorang bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat Kamis (5/3/2020) membuat gempar masyarakat. Lantaran aksi pembunuhan keji tersebut dilakukan oleh seorang siswi SMP berusia 15 tahun. Setelah korban sempat dinyatakan hilang, warga melihat pakaian dan sandal korban pada saat mencari keberadaan korban pembunuhan di rumah NF, pada Kamis (5/3/2020) malam.

Hal itu disampaikan Yanti, tetangga korban. Yanti mengungkapkan warga berupaya mencari APA, korban, setelah orang tua korban mencari keberadaan anaknya. Sejak Kamis sekitar pukul 16.00 WIB, APA sudah tidak terlihat di rumah ataupun di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Akhirnya, orang tua korban menemui ketua rukun tetangga (RT). RT memerintahkan anak buahnya dan warga sekitar untuk mencari korban. Menurut Yanti, Ketua RT sempat naik ke lantai 2 rumah NF. Di lantai 2 itu terdapat kamar NF.

“Itu baju sama sandal di kamar mandi,” kata Yanti, ditemui di sekitar lokasi kejadian, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020). Dia mengungkapkan, Ketua RT sempat menanyakan apakah NF melihat korban. Pada saat itu, kata dia, NF menjawab tidak melihat. Terlihat, NF hanya sibuk bermain gadget. “Bapak RT tanya. Anak (NF, red) main HP. Ditanya, lihat tidak, dijawab tidak. Dia tidak mengaku,” ujar Yanti.

Meskipun merasa curiga melihat pakaian dan sandal korban di rumah NF, namun, kata dia, ketua RT tidak membongkar rumah tersebut. Dia menegaskan, ketua RT hanya melihat lihat seisi rumah. “Dia tidak berani membongkar, cuma melongok kamar,” ujarnya. NF diduga membunuh seorang anak berusia 6 tahun, pada Kamis (5/3/2020).

Korban dibunuh dengan cara dibenamkan di bak mandi rumah NF. NF sempat menyimpan korban di lemari kamar yang berada di lantai 2. “Katanya sempat pergi sekolah pakai baju sekolah. Dia sempat ganti baju. Melaporkan ke Polsek Taman Sari,” tuturnya. Berselang satu hari kemudian, NF melaporkan kejadian itu kepada aparat Polsek Taman Sari.

Namun, karena tempat kejadian perkara masuk wilayah hukum Polsek Sawah Besar, maka kasus itu ditangani Polsek Sawah Besar dibantu Polres Metro Jakarta Pusat. Sebelum ditemukan tewas di lemari pakaian NF (15), seorang anak berusia 6 tahun, diketahui sempat menghilang. Warga menyangka anak berusia 6 tahun itu diculik mahluk halus.

Pengakuan itu disampaikan seorang wanita paruh baya bernama Uak Mameh. Uak Mameh mengatakan orang tua anak korban pembunuhan itu sempat melaporkan kejadian itu kepada ketua rukun tetangga (RT) setempat. Setelah menerima laporan itu, ketua RT setempat memerintahkan kepada anak buahnya dan warga sekitar tempat tinggal korban untuk membantu pencarian.

Uak Mameh mengungkapkan warga sempat khawatir korban diculik oleh makhluk halus. Apalagi, waktu anak itu menghilang bertepatan dengan Kamis malam atau ‘Malam Jumat’. “Diculik kolong wewe. (Warga, red) menggetok getok tampah sambil menyebut nyebut nama korban. (Khawatir korban, red) dibawa mahuluk halus,” kata Uak Mameh, sambil memeragakan memukul mukul tampah, ditemui di sekitar lokasi tempat kejadian perkara pembunuhan, di Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Minggu (8/3/2020).

Dia mengaku warga sempat meminta bantuan kepada orang pintar untuk mencari dimana keberadaan korban. “Ada yang bilang, Ustaz Karyadi, ini anak ada di rumah tetangga daerah sini. Cuma gelap, tidak kelihatan anaknya,” tutur Uak Mameh. Sementara itu, Yanti, warga lainnya mengungkapkan, Ketua RT dan tokoh masyarakat di daerah tempat tinggal korban melakukan pencarian hingga ke seluruh rumah tetangga korban.

Namun, anak itu tidak diketemukan. “Dicari terus, rumah rumah disenter. Dicari,” ungkap Yanti. Untuk diketahui, NF diduga membunuh seorang anak berusia 6 tahun, pada Kamis (5/3/2020).

Korban dibunuh dengan cara dibenamkan di bak mandi rumah NF. NF sempat menyimpan korban di lemari kamar yang berada di lantai 2. Berselang satu hari kemudian, NF melaporkan kejadian itu kepada aparat Polsek Taman Sari. Namun, karena tempat kejadian perkara masuk wilayah hukum Polsek Sawah Besar, maka kasus itu ditangani Polsek Sawah Besar dibantu Polres Metro Jakarta Pusat. Siswi SMP berinisial NF (15) dengan santai mengaku tak menyesal telah menghilangkan nyawa temannya APA (6).

Bukan hanya tak menyesal, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan saat diperiksa tim penyidik NF bahkan berkata ia merasa puas. "Ditanyakan oleh penyidik, 'bagaimana perasaannya setelah kejadian ini', satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," kata Yusri, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). "(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," tambah Yusri.

Diwartakan sebelumnya, NF membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepada bocah tersebut ke dalam bak mandi. NF kemudian menyimpan jasad korban ke dalam lemari kamarnya. Yusri Yunus, menduga NF melakukan itu lantaran hobi menonton film horor dan kekerasan.

"Cuma satu yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa pengakuan si pelaku ini suka menonton film horor," kata Yusri. "Bahkan ada film Chucky, itu hobinya," lanjut Yusri. Selain film Chucky, NF juga senang menonton film Slender Man.

"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," kata Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, pada kesempatan yang sama. Terkait Slenderman, hal itu tampak dalam beberapa gambar yang dibuat oleh pelaku. Ada gambar sosok manusia tanpa wajah dan mengenakan setelan jas mirip dengan karakter fisik Slenderman.

Gambar itu akan dijadikan barang bukti kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut. "Semuanya masih kami dalami. Tapi pengakuan awal, memang saat itu dia spontan saja ingin membunuh," jelasnya. NF (15 tahun), perempuan yang menewaskan korbannya bernisial APA (6 tahun).

Kejadian itu terjadi pada dua hari yang lalu. Tepatnya pada Kamis (5/3/2020) sore, NF dan APA sedang bermain di rumahnya NF. APA sering bermain di rumah NF lantaran adiknya NF merupakan temannya APA.

Pada hari itu, hanya ada NF dan APA di dalam rumah tersebut. Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya. Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.

"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). "Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.

Pada saat itu, sambungnya, NF memiliki hasrat untuk membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepala korban. Setelah tak bernapas, NF memasukkan jasad APA ke dalam ember dan ditutupi kain. Tujuannya agar tak diketahui orangtuanya.

"Orang tua pelaku saat pulang ke rumahnya tidak mengetahui," tambah Yusri. "Pelaku ada niatan untuk membuang mayatnya. Tetapi pelaku takut," sambungnya. NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.

Pada Jumat pagi (6/3/2020), NF hendak melaporkan kasusnya ini ke kantor PolsekMetro Tamansari, Jakarta Barat. NF sengaja membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut. "Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.

"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya. Lantaran lokasi pembunuhan berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Tamansari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar. Saat itu, NF mendatangi Polsek Metro Sawah Besar didampingi keluarga dan jajaran Polsek Tamansari.

Kini, kata Yusri, NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur. Sementara, APA telah dimakamkan pada pukul 11.30 WIB, di kawasan Karet, Jakarta Pusat. "Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," pungkas Yusri.

Saat konferensi pers, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto dan Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo P Condro juga dihadirkan.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *