Pemerintah meluncurkan produk alat tes cepat Covid 19 atau rapid test yang merupakan inovasi dalam negeri yang dinamakan RI GHA Covid 19. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan RI GHA Covid 19 memiliki keakuratan yang tinggi. Meski begitu, dirinya mengakui bahwa rapid test kit adalah alat untuk screening, bukan untuk mendiagnosis Covid 19.
"Artinya cukup akurat sebagai alat screening, kami memahami rapid test adalah alat screening bukan alat diagnosis," kata Bambang dalam diskusi webinar, Senin (20/7/2020). Bambang mengatakan RI GHA Covid 19 bakal menggantikan alat rapid test impor. Langkah ini dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. "Kita berharap rapid test yang diproduksi dalam jumlah besar ini nantinya bisa mengganti rapid test impor yang membanjiri pada awal masa pandemi," ucap Bambang.
Saat ini RI GHA Covid 19 telah diproduksi sebanyak 200 ribu buah pada Juni. Rencananya pada September alat ini akan diproduksi hingga 1 juta buah. "Artinya kebutuhan dalam negeri akan sangat banyak screening mudah mudahan semuanya akan dipenuhi oleh rapid test karya anak bangsa," tutur Bambang. Seperti diketahui, RI GHA Covid 19 merupakan alat rapid test yang dikembangkan bersama oleh Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.
Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98 persen) dan spesifitasnya (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia.