Sat. Jul 27th, 2024

Sofian Sibarani arsitek hebat yang menangkan sayembara Desain Ibu Kota Negara (IKN) dengan konsep Nagara Rimba Nusa. Ini profil lengkapnya. Pemerintah telah mengumumkan pemenang dariSayembara Desain Ibu Kota Negara (IKN) yang diadakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Senin (23/12/2019). Dari sekian ratus karya yang masuk dan dinilai, konsep "Nagara Rimba Nusa" yang ditawarkan oleh tim Urban+ menjadi pemenangnya.

Konsep besar yang dibawa desain ibu kota ala Urban+ adalahkeseimbangan antara tata kota modern, pembangunan manusia, sifat manusia, dan kelestarian alam. Bahkan menurut Ridwan Kamil yang menjadi salah satu juri dalam sayembara ini, "Nagara Rimba Nusa"memiliki semua keunggulan dan desain sebuah kota. Hal itu ia sampaikan melalui unggahan Instagramnya @ridwankamil, Senin (23/12/2019).

Mulai dari aspek keberfungsian, efisiensi lahan, merepresentasikan identitas kebangsaan, ruang ruang publik dan ruang demokrasi, monumentalitas sebagai ibu kota negara, sustainabilitas lingkungan, memiliki urban system yang baik. Sosok di balik konsep besar tersebut adalah Sofian Sibarani. Ia menggawangi tim dari Urban+ yang terdiri dari 10 ahli dari beragam disiplin ilmu berbeda. Lalu, siapakah Sofian Sibarani itu?

Mengacu pada resume yang tersedia di lamanUrban+, Sofian Sibarani merupakan seorang urban desainer yang mendirikan Urban+ pada 2017 silam. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Executive Director of Building+Places diAECOM Indonesia dari 2014 2016. Sofian memiliki latar pendidikan arsitektur.

Lulus sebagai Mahasiswa Terbaik, Sofian kemudian melanjutkan pendidikan ke University of New South Wales (UNSW) dengan mengambil Master of Urban Development and Design dengan Beasiswa ADS. Dia banyak terlibat dalam proyek proyek desain di Asia Tenggara dan Indonesia yang memperhatikan aspek sustainabilitas berdasarkan integrasi beragam pendekatan disiplin keilmuan. Beragam penghargaan telah ia dapatkan, salah satunya adalah sebagai Best Landscape Project, Bintaro Exchange Plaza & Parks, SILA (Singapore Institute of Landscape) Awards di tahun 2016.

Sejumlah proyek yang ia kerjakan selama ada di dalam Urban+ misalnya adalah Taman Kiara Artha di Bandung, Juanda TOD Master Plan Jakarta,Kulon Progo Aerotropolis Yogyakarta, juga Master Plan untuk Suromadu Mixed Use. Klien yang ia tangani untuk proyek proyek tersebut pun datang dari beragam kalangan, mulai dari pihak swasta hingga pemerintah. Selain menjadi praktisi di bidang desain urban, Sofian juga aktif menjadi pembicara dan pemateri di bidang serupa.

Diberitakan Kompas.com , Senin (23/12/2019), konsep yang diusung Urban+ dalam Negara Rimba Rusa yakni menghubungkan manusia dengan alam dan lingkungan serta memanfaatkan potensi sum ber daya air sebagai bagian dari kehidupan. Sebagai pemenang pertama, mereka berhak menerima piagam penghargaan dan hadiah sebesar Rp 2 miliar. Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul

Simak 5 alasan dari Jokowi dan Kementerian tentang pemindahan Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Provinsi Kalimantan. Hal itu disampaikanJokowidalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertangera, Provinsi Kalimantan Timur," kataJokowi. Saat mengumumkan ibu kota baru,Jokowiterlihat didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain itu, terlihat juga sejumlah pejabat pemerintahan, di antaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menter Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, PresidenJokowisebelumnya telah menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan saat Sidang Bersama DPD DPR, Senin (16/8/2019) lalu. Ibu kota baru Indonesia telah diputuskan berlokasi di sebagianKabupaten Penajam Paser UtaradanKutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Keputusan pemindahanibu kota barudi Indonesia diumumkan pada konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/8/2019) siang. Tiga alasan mendasar tersebut adalah masalah infrastruktur, fasilitas pendukung, dan lokasi yang terpisah dari pusat ekonomi dan bisnis. "Saya bicara apa adanya bahwa fasilitas yang ada di Kaltim sangat mendukung, terutama airport, jalan tol sudah ada, tahun ini tol sudah jadi," kata Jokowi pada hari Selasa (7/5/2019) lalu dikutip dari KOMPAS.com.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan Djalil, pernah menjelaskan bahwa Kalimantan Timur menjadi kandidat terkuat. Menurut Jokowi, Kaltim memiliki infrastruktur yang lengkap. Didaerah tersebut terdapat berupa bandara internasional, pelabuhan laut, dan tol.

"Artinya, itu akan menghemat banyak biaya," kata Jokowi ketika meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (7/5/2019). Selain itu, Jokowi memandang lokasi Kaltim berada di tengah lintasan tol Samarinda Balikpapan, sangat mendukung lokasi tersebut menjadi ibu kota. Kalimantan Timur memiliki tiga stadion bertaraf internasional, yaitu Stadion Palaran, Samarinda, Stadion Aji Imbut di Kutai Kertanegara, dan Stadion Batakan di Balikpapan.

Stadion Batakan disebut sebut mirip dengan Stadion Emirates di London, Inggris. Daya tampung stadion ini mencapai 40.000 tempat duduk. Untuk Stadion Aji Imbut, stadion yang diresmikan pada 2011 ini memiliki kapasitas 35.000 penonton.

Keberadaan ketiga stadion tersebut di Kaltim dianggap layak untuk menggelar perhelatan pertandingan kelas dunia. Menurut BMKG, Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan, Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa. "Di Kalimantan tidak benar kalau dibilang tidak ada gempa."

"Sebenarnya setelah BMKG melakukan instalasi uji monitoring gempa bumi di Kalimantan tahun 2006 2008, aktivitas gempa di Kalimantan dapat terlihat, dan sejak dulu ada," ujarnya. Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi menyebut di Kaltim tidak pernah terjadi konflik sosial yang massif meskipun masyarakat Kaltim heterogen, perpaduan semua suku dan agama berbaur secara alami dan damai Kajian pemindahan ibu kota Negara tidak hanya urusan infrastruktur, tetapi juga sosiologisnya dan sosiopolitiknya yang perlu dipertajam.

Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor meyakinkan bahwa masalah lahan untuk kebutuhan ibu kota baru, tidak akan jadi masalah di Kaltim. Saat ini, sudah tersedia lahan yang cukup memadai, sekitar 68.000 hektare dan telah dilaporkan kepada pemerintah pusat. Lahan tersebut masih bisa diperluas lagi, ke wilayah timur dan juga barat.

Isra menjelaskan, perluasan yang dimungkinkan itu mencapai sekitar 200 ribu hektare dan tidak ada masalah terkait status kepemilikan lahannya. Lebih lanjut ia menjelaskan, rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan sangatlah tepat guna mewujudkan Indonesia Sentris.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *