Fri. Jul 26th, 2024

Influencer sekaligus relawan kemanusiaan, Dokter Tirta Mandiri Hudhi mengimbau publik tak menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pandemi Virus Corona. Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lantas menyinggung warga yang justru masih saja melakukan aktivitas di luar, meski sudah diimbau untuk tetap di dalam rumah. Saat hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (24/3/2020), ia mulanya menyoroti soal kondisi para tenaga medis yang kini berperang melawan Corona.

Tirta menyebut, banyak tenaga medis yang kini kekurangan suplai makanan bergizi. "Karena saya enggak tega aja lihat teman teman itu praktik terus tapi makan cuma nasi endok atau nasi telur," kata Tirta. "Nasi telur tiap hari, bukan meremehkan tapi mereka ini butuh protein."

Melihat kondisi tersebut, Tirta bersama rekan seprofesinya lantas berinisiatif memberikan bantuan makanan bergizi ke seluruh rumah sakit di Jakarta. Tak hanya dengan rekan seprofesinya, Tirta juga dibantu oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam melakukan gerakan kebaikan tersebut. "Akhirnya nutrisi garda terdepan dibangun oleh alumni FK (Fakultas Kedokter) UI (Universitas Indonesia), dan temen temen FK UI menyebarkan," ujar Tirta.

"Dan ini kita bentuk lagi dengan DMI, Dewan Masjid Indonesia, kita membentuk juga gerakan membagikan seribu madu dan seribu telur rebus untuk semua rumah sakit yang ada di Jakarta." Ia menyatakan, gerakan kebaikan tersebut bisa dilakukan oleh seluruh warga Indonesia. Karena itu, Tirta mengimbau seluruh warga untuk tak menyalahkan presiden soal wabah Virus Corona.

"Itu aja yang bisa kita lakukan dan itu yang bisa dilakukan oleh warga," ucap Tirta. "Jadi sebenarnya warga itu sudah setop lah kita hujat, akan sangat mengecewakan ketika yang paling mengecewakan adalah ketika satu kebijakan kesehatan tidak sesuai yang disalahkan presidennya." Tirta menilai, saling menyalahkan tak akan menuntaskan wabah Corona.

Ia pun meminta semua masyarakat legawa menerima musibah ini. "Itu enggak menyelesaikan masalah menurut saya, dan ketika enggak sesuai yang disalahkan gubernurnya," ujar dia. "Itu enggak menyelesaikan masalah, ya yang udah ya udah, kalau orang Jawa bilang sing wis ya wis to, legowo mawon (Yang sudah ya sudah, legawa saja red)."

Lantas, Tirta menyindir sejumlah warga yang tetap'bandel' meski sudah diimbau untuk melakukan kegiatan di dalam rumah. Ia mengingatkan warga untuk menaati imbauan tersebut agar tak tertular Corona. "Kalau kamu yang memang dikasih libur, ya libur aja di rumah gitu loh," ucapnya.

"Kalau bosen ya di rumah jangan malah nongkrang nongkrong, dibubarin sama polisi untung enggak dipenjara." Pada kesempatan itu, sebelumnya dokter Tirta Mandiri Hudhi menyindir oknum yang menimbun masker di tengah wabah Virus Corona. Tirta mulanya mengungkap sejumlah gerakan yang dilakukannya bersama Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI), ia juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat ibadah di Jakarta. "Kita membuat gerakan saya bersama dengan relawan BNPB sama DMI, kita buat gerakan untuk menyemprot seluruh masjid di Jakarta dengan disinfektan sehingga mereka bisa beribadah dengan aman," ucap Tirta. Tak hanya itu, ia juga mengaku telah menyemprot disinfektan ke angkot angkot yang ada di terminal.

Hal itu Tirta lakukan sebagai upaya mencegah penularan Virus Corona. "Menyemprot gereja dengan disinfektan dan kemarin kita membuat kegiatan menyemprot angkot di terminal karena itu garda terdepan kami," kata Tirta. "Karena mereka juga enggak bisa di lockdwon ."

Terkait hal itu, Tirta mengaku tak mendapat bayaran apapun dari pemerintah. Bahkan, gerakan tersebut dilakukan Tirta dengan dana pribadi dan sejumlah rekannya. "Jadi ketika pemerintah belum bisa melakukan lockdown, kami yang berjalan," kata Tirta.

"Apakah kami dibayar? Tidak, karena saya sendiri punya bisnis yang lain, dan teman teman punya uang. Ini saatnya kita satu negara saling membantu." Lebih lanjut, Tirta mengungkap hal ironis yang dialaminya saat akan membeli masker untuk para tenaga medis yang berjuang merawat pasien Corona. "BNPB jujur kemarin kita apresiasi, terima kasih buat BNPB, tapi yang jelas saya inisiatif menggalang dana juga," kata Tirta.

"Saya sebagai dokter membeli reseller masker Pak Karni, ini yang paling ironis." Dengan menggunakan sebagian dana pribadi, Tirta tetap membeli masker tersebut meski dengan harga tinggi. "Masker itu saya beli harga reseller senilai 420 juta, 200 dari duit saya sendiri," ucap Tirta.

"Karena, 'Mas Tirta kenapa beli masker harga reseller, itu kan kasih keuntungan?'." Tirta menyatakan, dirinya tak peduli dengan harga masker yang tinggi. Sebab, jika masker tersebut tak dibelinya, para tenaga medis bisa saja tewas karena tertular Corona.

"Kalau saya enggak beli masker harga reseller yang dijual oknum ini yang entah gimana ada di oknum terus, teman saya mati di belakang," kata dia. Terkait hal itu, ia lantas menyindir oknum yang menimbun masker di tengah bencana ini. Tirta menyebut, para penimbun masker itu kini memperoleh keuntungan yang besar.

"Jadi saya beli reseller, dan mereka kaya raya dapat mobil, mungkin Mini Cooper sebulan," kata dia. "Tapi ya saya bodo amat , yang penting teman saya selamat."

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *