Bupati Lumajang, Thoriqul Haq memberikan balasan terkait kritik keras yang diberikan oleh Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim. Menurut Thoriqul Haq, tidak sepantasnya Sehan Salim menyuarakan nada negatif berlebihan kepada para menteri. Hal ini disampaikan Thoriqul Hal dalam acara Kabar Siang yang tayang di kanal YouTube tvOneNews, Minggu (10/5/2020).
"Saya tentu kecewa bila ada seorang bupati yang menyatakan menteri bodoh, kalau tidak salah Bupati Boltim," ujar Thoriqul Haq. Dirinya kemudian mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan oleh Sehan Salim tidak benar. Karena menurutnya, para menteri sudah bekerja keras dalam menjalankan setiap tugasnya, termasuk berkaitan dengan penanganan Virus Corona.
Thoriq Haq lantas mengingatkan bahwa tugas penanganan Corona juga harus dilakukan oleh semua kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun wali kota. Dia juga menyoroti soal bantuan sosial yang dinilai sejumlah pihak tidak tepat sasaran atau lambat. MenurutThoriqul Haq, para menteri, khususnya Menteri Sosial dirasa sudah melakukan prosedur yang tepat.
Mulai dari pendataan, memberikan alokasi anggaran tambahan ataupun menciptakan inovasi program yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinyakerugian tersebut. "Jadi saya sampaikan menteri semuanya bekerja keras untuk menyelesaikan semua perosalan ini, termasuk kita bupati, wali kota disemua daerah, gubernur di semua provinsi, semua bekerja keras untuk menyelesaikan urusan yang bisa dituntaskan untuk menangani problem Corona ini," jelasnya. "Menteri di semua kementerian sudah melakukan hal yang terbaik melakukan pendataan tambahan, melakukan alokasi anggaran tambahan, melakukan inovasi program yang bisa langsung turun ke bawah ke masyarakat," tegasnya.
Maka dari itu,Thoriqul Haqjustru mengatakan ketika ada kepala daerah yang menyuaran hal negatif kepada para menteru,diduga ada yang tidak beres pada dirinya pribadi. "Karena itu saya ingin menyampaikan kalau ada bupati menyatakan menteri bodoh, jangan jangan dia enggak bisa mengurus daerahnya, jangan jangan dia enggak bisa mengurus wilayahnya," katanya. Thoriqul Haq mengakui pekerjaan dari para menteri tentunya tidak 100 persen tepat.
Menurutnya, tugas dari kepala daerahlah yang seharusnya bisa melengkapi tugas dari menteri yang kurang tersebut. "Saya berterima kasih kepada para menteri yang melakukan langkah langkah terbaik untuk semua masyarakat yang ada di bawah bisa diintervensi oleh program pemerintah pusat," ungkapThoriqul Haq. "Selebihnya ada yang kurang, pasti, siapa yang menyelesaikan, ya bupati," pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sehan Salim Landjar mengamuk lantaran bantuan langsung tunai (BLT) untuk warganya belum juga turun. Sehan Salim juga menyoroti prosesnya yang panjang dan berbelit belit dan pada akhirnya menjadi lambat. Padahal di satu sisi, banyak warganya yang sudah menunggu bantuan tersebut bisa turun lantaran sudah kelaparan karena tidak ada lagi yang akan dimakan.
"BLT nya kapan, masih mau buka rekening inilah, kriteria inilah, kriteria mcam macam, negeri udah mau bangkrut menteri menteri masih pada ngeyel semua," ujar Sehan Salim. "Iya dana desa, prosesnya kan panjang," jelasnya. Menurut Sehan Salim, seharusnya BLT itu bisa diberikan dengan proses yang mudah.
Apalagi penerima BLT ini diperuntukan untuk masyarakat yang benar benar tidak mampu. Maka dari itu harapannya tidak perlu lagi dipersulit. Dirinya juga merasakesalkarena seakan akan Kementerian Sosial tidak percaya dengan para kepala daerah untuk bisa meneruskan bantuan tersebut kepada masyarakat.
"Yang BLT ini lapar, dia yang paling miskin sekarang, uangnya enggak tau mau kucur kapan," kata Sehan Salim. "Emangnya Menteri itu lebih hebat dari para Bupati, jangan menggeneralisir bahwa seakan akan kepala daerah itu menggarong, Kasih aja diskresi, dikawal oleh polisi, oleh KPK oleh Jaksa, dikawal oleh LSM, wartawan." "Terlalu banyak bikin aturan kertas kertas menteri menteri itu."
Lebih lanjut, Sehan Salim kemudian mengatakan sudah banyak rakyatnya yang menayakan kapan bantuan tersebut bisa turun. Bahkan menurutnya, ada warga yang sampai rela meminta langsung beras sejumlah 5 kilo sebagai pengganti blt yang tidak kunjung diberikan. "Tapi rakyat sampai minta 1 liter beras, dia dapat blt, tapi bltnya kapan dia bilang," ungkapnya.
"Bahkan ada yang bilang kasih aja beras biar 5 kilo enggak usah blt, kita sudah mau makan sekarang," sambungnya.