Sat. Jul 27th, 2024

Sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang setelah hasil swab tes negatif, pria ini malah ditemukan meninggal saat jalani isolasi mandiri. Persebaran virus corona yang sangat cepat membuat orang berhati hati. Apalagi banyaknya pasien yang dikabarkan meninggal dunia setelah berjuang melawan virus ini.

Salah satunya adalah pemuda di Lumajang, Jawa Timur. Pria ini ditemukan meninggal saat masih menjalani karantina mandiri. Sebelumnya ia sudah dirawat karena menderita covid 19.

Beruntung, ia dinyatakan negatif oleh tim medis setelah jalani tes swab ulang. AZ pasien yang sudah dinyatakan sembuh ini malah ditemukan meninggal dunia pada Jumat (17/4/2020). Kabar meninggalnya pasien yang dinyatakan sembuh dua hari lalu itu disampaikan Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

AZ sebelumnya dirawat di ruang isolasi RSUD dr Haryoto selama 14 hari. Selama dirawat di ruang isolasi, AZ tak menunjukkan gejala apa pun. Saat menjalani perawatan di ruang isolasi, AZ nampak sangat sehat.

Setelah isolasi di rumah sakit, AZ dinyatakan boleh pulang. Sebelumnya ia sudah menjalani dua kali tes swab ulang untuk memastikan dirinya sudah sembuh dari virus ini. Meski diperbolehkan pulang, AZ masih diminta melakukan karantina mandiri selama seminggu.

"Dari dua kali swab dengan hasil negatif tersebut dapat dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan dengan prosedur karantina mandiri selama seminggu. Tentu, seluruh ikhtiar dan tahapan prosedur telah dilakukan," ujarnya. Bupati Lumajang, Thoriq mengaku ikut berduka atas meninggalnya AZ.

Namun tak dijelaskan penyebab pemuda ini meninggal dunia. Prosedur pemakaman jenazahnya juga tak dijelaskan dengan detail. Menurut dia, Pemkab Lumajang akan melakukan langkah terbaik untuk menghormati jenazah Thoriq dalam proses pemakaman.

"Saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya AZ. Kami semua turut berduka dan berbelasungkawa, kami semua ikut bersedih dan saya yakin almarhum AZ dalam keadaan husnul khotimah," tuturnya. Pemkab Lumajang akan berkonsultasi dengan Pemprov Jatim dan Kementerian Kesehatan terkait kejadian ini. Thoriq pun meminta masyarakat tetap menjaga jarak dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

"AZ menjadi duka yang bertambah bagi seluruh langkah penanganan virus corona yang semakin unpredictable. Yang terbaik hari ini adalah melakukan pencegahan dengan menggunakan masker, cuci tangan, berada di rumah, jaga jarak, hidup bersih, jaga imunitas, dan jaga kesehatan," tandas Thoriq. Begitu kagetnyawarga KampungMalang Nengah, Kecamatan Ciseeng,Kabupaten Bogor, Jawa Barat setelah mengetahui almarhum tetangganya dinyatakan positifcoronaatau Covid 19.

Sebab pemulasaraan jenazah dilakukan sendiri oleh warga dan tidak menggunakan prosedur pasien Covid 19. Saat itu hasil swab tenggorokan almarhum belum keluar. Warga menduga pria berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.

Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita. Warga tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi. Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona. Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama tujuh hari.

Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut. Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid 19. "Warga memang benar benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Heri mengatakan hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020). Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona. Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid 19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya. Adapun almarhum merupakan pengemudi ojek online.

"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya. Dinas Kesehatan akan segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum. Jika hasilnya positif, maka status warga lainnya bakal naik menjadi ODP.

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia. Terkait kejadian itu, warga menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi. Apabila kejadian tersebut diinformasikan sejak awal, maka warga akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan.

Warga pun mengaku kecewa dengan cara penanggulangan virus yang dilakukan dinas. "Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *