Sat. Nov 9th, 2024

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) telah menetapkan tema Hari Natal bersama yakni "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang", berdasarkan Injil Yohanes 15: 14 15. Dengan tema ini, seluruh umat Kristen diajak untuk menjadi sahabat bagi siapa pun di Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku, budaya, serta keyakinan. Bangsa Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hingga disatukan oleh prinsip Bhineka Tunggal Ika, berbeda beda, namun tetap satu.

Romo Gereja Santo Nikodemus, Reynaldo Antoni Haryanto menyampaikan, dirinya bersyukur terlahir di negara yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda. "Saya bersyukur lahir di Indonesia, karena saya bisa berjumpa dengan berbagai macam orang, dengan berbagai latar belakang yang berbeda beda dan beragam," ujar Romo Reynaldo di Studio Menara Kompas, Selasa (24/12/2019), dikutip dari YouTube . Sehingga dengan tema yang diusung pada Hari Natal tahun ini, menurutnya, adanya perbedaan antar umat beragama bukan menjadi permasalahan.

"Ketika pesan Natal tahun ini dikatakan sebagai sahabat bagi semua orang, artinya kita tidak perlu memikirkan perbedaan itu sebagai sebuah hal yang harus dipermasalahkan," ungkapnya. "Semua orang unik, jadi enggak harus dibesar besarkan, dan enggak usah dipermasalahkan," jelas Romo. Ia mengatakan, antara umat beragama harus bersahabat dan menjadi saudara.

"Tapi pandanglah orang yang ada di sekitar kita sebagai saudara se bangsa se tanah air, yang selama dia di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia, itu saudara kita, sahabat kita," katanya. "Apapun warna kulitnya, jenis rambutnya, bahasanya, dia sahabat," ungkap Romo Reynaldo. Sehingga ia mengimbau setiap umat beragama tak boleh alergi dengan sebuah perbedaan.

"Makanya tidak boleh alergi dengan perbedaan, lalu tidak boleh alergi lagi dengan kehadiran orang lain yang berbeda," katanya. Menurut Romo, permasalahan agama di Indonesia karena adanya alergi dengan perbedaan. "Menurut saya sumber masalahnya adalah orang alergi," ungkapnya.

Ia berharap orang bisa menerima perbedaan antara agama yang satu dengan lainnya. Menurutnya, perbedaan itu sebagai wujud iman diri sendiri. "Menerima perbedaan itu yang harusnya jadi ungkapan perwujudan iman kita," imbuh Romo Reynaldo.

Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan ucapan selamat Hari Natal bagi umat Kristiani di seluruh Indonesia. Fachrul Razi menyampaikan, Natal tahun ini mengusung tema "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang." Fachrul mengajak umat Kristiani menjadikan perayaan Hari Natal ini sebagai pelajaran tentang kebaikan.

Selain itu, ia juga ingin umat Kristiani memahami arti kesederhanaan dengan memberi perhatian kepada kaum yang lemah. "Dalam suasana Natal ini hendaknya kita memahami arti penting dari peringatan yang secara prinsip mengajarkan tentang kebaikan, kesederhanaan," kata Fachrul Razi, dikutip dari YouTube , Selasa (24/12/2019). "Perhatian terhadap kaum lemah, serta hak asasi kepada sesama," lanjut Fachrul.

Ia mengatakan, perayaan Hari Natal ini menjadi bimbingan moral bagi umat Kristiani. Menurutnya, pelajaran moral yang terkandung yaitu mewujudkan kehidupan damai dan sejahtera. "Nilai nilai yang terkandung dalam ajaran Yesus Kristus, diyakini umat Kristiani tersebut merupakan pembimbing moral bagi pemeluknya, untuk terwujudnya kehidupan yang damai dan sejahtera," jelasnya.

Sehingga, Fachrul Razi meminta umat Kristiani bisa mengambil hikmah dalam perayaan Hari Natal ini. Ia ingin umat Kristiani bisa menciptakan kebersamaan, dan saling pengertian kepada semua orang. "Melalui semangat Natal pada 2019 ini, hendaknya umat Kristiani dapat mengambil hikmahnya, bagi membangun kebersamaan, saling pengertian, dan hidup harmonis dalam rumah besar bangsa Indonesia," imbuh Fachrul.

Fachrul juga mengajak untuk berbuat kebaikan, karena menurutnya agama adalah sumber dari kebaikan tersebut. "Agama adalah sumber dari semua kebaikan, dan bukan sebaliknya, sebagai sumber kekerasan," kata Fachrul Razi. Ia mengimbau umat Kristiani untuk tak percaya dengan kekerasan yang mengatasnamakan agama tertentu.

Menurutnya, apabila timbul suatu kekerasan dalam perayaan Hari Natal ini, dan mengatasnamakan agama di belakangnya, maka itu adalah suatu ketidakpahaman dalam beragama. "Apabila ternyata ada konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, pastilah itu karena kekurang pahaman dalam ajaran agama," kata Fachrul. Sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, ia meminta semua umat beragama bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang.

Ia mengatakan, menjalankan ibadah dengan tenang ini merupakan budaya dari bangsa Indonesia. "Saya berpesan, bahwa memberi kemudahan bagi pemeluk agama apapun untuk menjalankan ibadahnya dengan tenang, sudah menjadi budaya bangsa Indonesia sejak lama," ungkapnya. Selain itu, Fachrul juga berpesan, merayakan perayaan agama dengan berlebihan bukan menjadi budaya bangsa Indonesia.

Sehingga, ia meminta semua umat beragama tidak merayakan peringatan agamanya secara berlebihan. "Bertenggang rasa untuk tidak melaksanakan suka cita ibadah secara berlebihan juga menjadi budaya yang kita buat pedoman," katanya. Fachrul menyampaikan, sebuah toleransi antar umat beragama merupakan kunci dari kerukunan.

"Toleransi dan tenggang rasa secara timbal balik itu adalah kata kunci dari moderasi dan kerukunan beragama di Indonesia," imbuh Fachrul.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *